Oleh : Muhdiyatmoko, M.Pd

Pendidikan memegang peranan penting dalam upaya mencerdaskan anak bangsa. Termasuk dalam membentuk siswa untuk lebih arif , bijak, empati, hidup hemat, dan tidak konsumtif. Memang era sekarang ini banyak orang terjebak dalam gaya hidup konsumtif. Hal ini seiring merebaknya kosumerisme, hedonisme, dan pragmatisme di tengah-tengah masyarakat kita. Bagaimana orang cenderung instan dalam meraih hasil. Tidak mau bekerja keras dalam meraih cita-cita dan mencari jalan instan dan pragmatis. Yang penting tujuan tercapai persoalan usaha/proses tidak penting. Apakah itu halal atau haram tidak menjadi bahan pertimbangan. Inilah yang membahayakan bagi para siswa yang nota benenya adalah tunas pelanjut bangsa.

Sebagai tunas pelanjut bangsa para siswa membutuhkan pendidikan yang berkaitan dengan kehidupan riil yang merupakan internalisasi nilai-nilai dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga meraka akan tumbuh dewasa dan siap hidup mandiri manakala sudah berpisah dengan orang tua. Bekal yang harus dimiliki oleh siswa salah satunya adalah kecerdasan finansial.

Kecerdasan finansial adalah kemampuan seseorang dalam mengelola dan merencanakan keuangan pribadinya dengan bijak. Kemampuan tersebut diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga akan tercukupi kebutuhannya. Tolok ukur dari kecerdasan finasial ini adalah beragam, mulai dari sikap disiplin menabung, memiliki aset, memiliki pendapatan baik aktif atau pasif. Bagi siswa yang masih taraf belajar maka yang terpenting adalah bagaimana memiliki jiwa hemat, tidak konsumtif, dan memiliki kebiasaan menabung yang baik. Meskipun belum memiliki sumber pendapatan sendiri hal ini penting sebagai bekal kelak dewasa nanti. Jangan sampai abai terkait kecerdasan finansial dan terjebak dalam gaya hidup konsumtif dan hedon.

Gaya hidup konsumtif menjadi tantangan tersendiri dalam diri siswa dan generasi z ini. Memang di era saat ini keadaan mengharuskan kita untuk bisa beradaptasi dan mengikuti perkembangan zaman. Terkadang kita terjebak dalam tekanan untuk mengikuti trend kekinian, gaya hidup mewah, dan budaya konsumtif. Gaya hidup konsumtif bisa diartikan sebagai kecenderungan untuk membeli barang yang tidak diperlukan dan melebihi kebutuhan dasar. Seringkali juga hanya sekadar memenuhi keinginan dan menunjukkan status sosialnya. Sehingga tidak bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Maka disinilah pentingnya generasi muda (baca : siswa ) memiliki literasi keuangan dan kecerdasan finansial yang baik. 

Mengapa kecerdasan finasial dan literasi keuangan ini penting diberikan kepada siswa setidaknya ada bebarapa hal yang melandasinya. Pertama, mempersiapkan siswa menghadapi realitas kehidupan. Dengan adanya literasi keuangan ini mereka akan belajar bagaimana mengelola keuangan yang diperoleh dengan bijak. Mampu merencakan keuangan dengan baik. Membelanjakan dengan tepat sesuai kebutuhan. Manakala ini tidak dipahami dengan baik maka beresiko nantinya saat dewasa adanya pengelolaan keuangan yang buruk.

Kedua, mendorong kebiasaan menabung dan berinvestasi. Dengan pemahaman yang tepat akan mendorong siswa memiliki habit menabung dan hidup hemat. Bahkan mungkin bisa berinvestasi dalam jangka panjang.

Ketiga, mengurangi resiko kesalahan keuangan. Artinya dengan pemahaman dan bekal literasi keuangan dan kecerdasan finasial yang baik sejak dini , akan meminimalisir adanaya kesalahan dalam pengelolaan keuangan ketika dewasa nanti. Bagaimana tidak terjebak dalam utang yang beranak pinak atau lebih hati-hati dalam mengambil pinjaman atau bijak dalam menggunakan kartu kredit dan sebagainya.

Keempat, meningkatkan jiwa kemandirian dalam keuangan. Dengan pemahaman pengelolaan keuangan yang baik maka aka nada upaya menabung dan investasi. Kebiasaan menabung bisa memunculkan jiwa kemandirian. Pasalnya, manakala siswa sedang membutuhkan biaya yang skala kecil bisa dipenuhi dengan hasil tabungannya. Sehingga mengurangi ketergantungan terhadap orang tua. Begitu juga manakala dewasa nanti setelah memiliki penghasilan bisa menabung dan berinvestasi maka akan mengurangi jiwa ketergantungan terhadap pihak eksternal dan meningkatkan jiwa kemandirian. 

Kecerdasan finansial dan literasi keuangan sangat urgen untuk diterapkan di sekolah. Bagaimana sekolah bisa memberikan ruang dan kegiatan yang mampu mengedukasi siswa terkait keuangan. Adanya kegiatan yang mungkin bisa terintegrasi dengan mata pelajaran ( kurikulum), ada kegiatan yang melatih siswa belajar keuangan, kegiatan jual beli di sekolah ( market day), penggunaan teknologi dalam keuangan dan sebagainya. Manakala kecerdasan finansial ini mampu dipahami dan diimplementasikan dengan baik maka ini menjadi bekal utama saat dewasa. Sehingga tidak terjebak dalam hal-hal yang tidak kita inginkan